DUA PERSEN

DUA PERSEN Penulis : lidwina_ro Cuma dua puluh tiga ribu rupoah. Kam pret! Kubanting dompet lusuh itu. Ini namanya pelecehan. Harga diriku tercoreng. Bagaimana mungkin usahaku hanya seharga sepiring nasi Padang? Apa tidak ada benda berharga yang lain? Penasaran kupungut dompet itu. Membukanya sekali lagi, dan memang kosong. Kalau hanya untuk melindungi uang yang tak seberapa banyak itu, mengapa wanita kurus tadi mengempit dompetnya dengan primpen? Tiba-tiba sebuah foto berukuran 3x4 terjatuh. Hampir saja aku menendangnya, saat seperti ada sesuatu yang menahan kakiku. Gusar aku meraih fotonya. Foto hitam putih anak laki-laki. Keningku berkerut. Sesomplak-somplaknya otakku, mataku masih awas, dan masih punya dua persen suara hati. Tiba-tiba tubuhku bergetar dan membeku. Liar langkahku bergerilya sekitar pasar. Mencari mangsaku, sosok wanita kurus yang bahkan wajahnya tidak sempat aku lihat tadi. Aku menyisir jalan sempit ratusan lapak, dan hatiku lega luar biasa begitu netraku menya...