Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

CINTA UANG

Gambar
 CINTA UANG Penulis : Lidwina Ro Kepercayaan memang mahal harganya. Tak semua orang mudah memberikannya. Bahkan untuk orang terdekat. Keluarga misalnya. Sering kita temui dalam kehidupan di sekitar kita, seorang ayah yang meninggalkan warisan hutang pada anaknya. Bahkan mungkin juga kita sendiri pernah mengalaminya. Mengapa seorang ayah tega berbuat demikian pada anaknya? Terkadang orang tua yang suka berhutang, menjadi beban tersendiri pada anak-anaknya. Kebiasaan orang tua yang suka berhutang ini harus segera dihentikan, meskipun tidak mudah. Mengapa? Karena terkadang membuat orang tua bersikap awal menyepelekan, tetapi kemudian kesulitan sendiri untuk membayarnya. Semua kembali pada latar belakang orang tua, mengapa mereka sampai berhutang. Apakah mereka terpaksa karena desakan ekonomi, atau memang ada penyebab yang lain? Misalnya gengsi. Tidak jarang juga orang tua berhutang demi memenuhi kebutuhan hidup salah satu anaknya, walaupun anaknya tersebut sudah dewasa dan sudah menikah.

RUMAH SEJATI

Gambar
 RUMAH SEJATI Penulis : Lidwina Ro Mempunyai keluarga utuh yang bahagia adalah harapan banyak anak di dunia ini. Tetapi pada kenyataannya tidaklah demikian. Banyak orang tua yang terpaksa bercerai.  Lalu mengapa orang tua banyak yang bercerai? Penyebab pangkal masalah perceraian di antaranya karena faktor ekonomi keluarga, tidak cocok satu sama lain, komunikasi yang buruk, juga perselingkuhan. Sayang sekali jika orang tua tidak tahu, akibat dari keputusan bercerai. Sebelum memutuskan untuk bercerai, alangkah bijak untuk menengok ke belakang, betapa  banyak dampak negatif dan penyimpangan perilaku pada anak dari sisi psikologi Ketika orang tua memutuskan untuk bercerai, anak-anaklah yang pertama kali akan menjadi korban. Mungkin anak-anak hanya bisa diam dan bingung, tetapi mereka berisiko akan kehilangan ketenangan batin, menjadi tidak percaya diri lagi, bahkan kehilangan semangat hidup dan cita-cita. Lebih buruk lagi, mereka bisa berkembang menjadi pribadi yang paranoid.  Apa itu para

TOXIC FAMILY

Gambar
 TOXIC FAMILY Penulis : Lidwina Ro Mempunyai keluarga yang harmonis adalah impian dan harapan banyak orang. Misalnya anggota keluarga yang saling suport satu sama lain dan kompak saling membantu tanpa diminta terlebih dahulu.  Tetapi pada kenyataannya, tidak semua orang bisa beruntung mengalami hal-hal tersebut, yaitu merasakan dukungan secara moral dan material, bukan? Di dalam sebuah keluarga, ada istilah yang disebut toxic family. Apa itu toxic family?  Toxic family adalah sifat seorang anggota keluarga yang menghambat perkembangan diri saudaranya. Sifat-sifat beracun dari keluarga ini bisa datang dari mana saja, misalnya relasi antara orang tua dan anak, suami dan istri, bahkan kerabat dalam lainnya.  Ciri-ciri dari orang-orang beracun ini terlihat dari cara yang suka mengatur hidup seseorang, suka menonjolkan dirinya sendiri, selalu berpandangan negatif, membuat situasi seolah-olah terlihat begitu buruk atau suram, mengabaikan perasaan orang lain dan menganggap diri mereka sendiri

PANTANG MENYERAH

Gambar
 PANTANG MENYERAH Penulis : Lidwina Ro “Di rumah ayah tak segan memukulku. Di sekolah aku tak pernah luput dari bahan bully. Aku merasa tidak berguna dan sepertinya akan lebih baik jika segera kuakhiri hidup ini.” Tidak diragukan lagi, pasti ada banyak anak yang mengalami hal di atas tersebut. Terkadang seorang ayah memukul anaknya hanya sekedar untuk mengajar disiplin saja. Mungkin anak melakukan kesalahan fatal, atau melawan nasihat. Tetapi tetap saja, dalam agama mana pun, memukul itu bukan sikap yang benar. Banyak cara lain untuk menunjukkan rasa kasih sayang pada anak, sehingga ketika anak sudah dewasa, kelak akan menjadi sosok penyayang pada sesamanya. Perasaan kurang kasih sayang dari rumah bisa berkembang menjadi dua. Pertama anak mungkin akan membalas dendam dan melampiaskannya pada teman mereka karena iri dan tidak bahagia. Ingin mencari perhatian dan bertindak sok kuasa. Karena itu dia mulai membully temannya sendiri. Sebaliknya, anak yang merasa kurang kasih kasang akibat s

DRAMA TUGAS AKHIR

Gambar
DRAMA TUGAS AKHIR Penulis : Lidwina Ro Menyelesaikan tugas akhir kuliah sering menjadi momok tersendiri dalam kehidupan mahasiswa. Ibarat kata, tugas akhir selalu sukses menjadi pemantik putus asanya para mahasiswa. Berbagai masalah biasanya bersamaan datang. Setiap mahasiswa punya hambatan tersendiri untuk menuntaskan tugas akhir mereka masing-masing. Tugas akhir kuliah sendiri adalah tugas tertulis dari pelaksanaan suatu penelitian yang dibuat untuk pemecahan suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bidang ilmu tersebut. Tujuannya ya agar mahasiswa tersebut dapat membuktikan, menerangkan dan menerapkan suatu konsep atau dugaan. Tidak jarang untuk mencapai hasil tugas akhir yang maksimal, riset yang sudah dipersiapkan matang jauh-jauh itu tiba-tiba gagal total karena ditolak oleh dosen. Bahkan ada yang sampai berkali-kali mengalami penolakan sehingga membuat mahasiswa itu menjadi stres. Merasa jalan sudah buntu dan berakhir malas untuk menyelesaikanny

IBUKU KEKUATANKU

Gambar
  Penulis : Lidwina Ro  Momen terberat bagiku adalah ketika aku tak kan bisa bertemu lagi dengan sosok ibu yang melahirkanku. Kehilangan seseorang yang disayang untuk selamanya adalah luka yang entah kapan pulihnya. Bahkan lukanya mungkin tidak pernah pulih kembali lagi. Mengenang Ibu selalu menghadirkan kerinduan yang dalam dan menyesakkan dada. Seperti ada sesuatu yang melubangi hatiku bila setiap kali wajahnya yang teduh penuh senyum dan cantik menyelinap diam-diam dalam relung hati. Ibuku adalah sosok sederhana. Seseorang dengan kepribadian hangat dan suka humor. Sifatnya yang paling menonjol dan sangat membekas di hatiku adalah sifatnya yang murah hati.  Banyak kejadian dan masalah berat dalam hidup yang sudah kami lewati bersama, tetapi tidak pernah sekali pun sifat murah hatinya itu luntur. Ibuku mudah sekali memaafkan dan mengampuni orang, walaupun sudah disakiti atau dikecewakan. Dulu, hal ini sering membuatku protes. “Mengampuni itu sama halnya dengan membersihkan hati kita d

TEGAR

TEGAR Penulis : Lidwina Ro Adalah wajar, jika semua orang di dunia ini pasti pernah mengalami penolakan. Rasanya pasti sakit, sedih, cemas, dan kecewa, kan, ya? Mereka akan merasa tidak berharga karena tidak diinginkan. Juga bertanya pada diri sendiri akan kesalahan apa yang telah diperbuat, atau mempertanyakan kemampuan yang dimilikinya. Ketika seseorang mengalami sebuah penolakan, sebenarnya orang tersebut sama dengan mengalami rasa sakit yang hampir sama dengan serangan fisik. Jantung bisa tiba-tiba berdebar keras, atau perut mendadak sakit melilit. Setelah mengalami penolakan, batin akan terpukul dengan hebat. Lalu apa yang harus dilakukan setelah seseorang mengalami penolakan yang mau tak mau harus dihadapi? Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk mengatasi rasa sakit itu. Tetapi tetaplah berusaha berpikiran positif, jangan pernah meragukan diri sendiri atau merasa kehilangan harga diri. Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa berpikir tetap positif dan bisa mela

ANAK EMAS

Gambar
 ANAK EMAS Penulis : Lidwina Ro Pilih kasih adalah fenomena umum dalam keluarga dalam berbagai alasan dibaliknya. Peristiwa seperti ini nyata terjadi ada di mana-mana. Bisa di sekitar lingkungan kita, bahkan mungkin beberapa di antara kita malah mengalaminya sendiri. Pertanyaannya adalah mengapa ada orang tua yang pilih kasih pada buah hatinya sendiri?  Sebenarnya orang tua yang pilih kasih terkadang melakukan semua itu tanpa disadari oleh mereka, atau juga bisa hanya suatu kebiasaan saja. Salah satu contohnya adalah orang tua pada awalnya bertujuan ingin memberi semangat pada anak bungsu agar meniru prestasi kakaknya di sekolah. Tak sadar orang tua telah membanding-bandingkan anaknya sendiri. Kenyataannya hal ini tidak bermanfaat, karena pasti risiko konflik lebih tinggi pada orang tua yang pilih kasih.  Orang tua yang memberi posisi anak emas pada salah satu anaknya, dapat mengakibatkan dampak buruk pada psikologis anak yang satunya. Perasaan menjadi anak yang dinomor duakan, bisa me
Gambar
Penulis : Lidwina Ro Sebenarnya di dunia ini tidak ada pasangan yang benar-benar cocok. Yang ada hanyalah pasangan yang hatinya luas menerima ketidakcocokan. Pada dasarnya sebuah pernikahan adalah menyatukan dua isi pikiran yang berbeda, di mana pasangan tersebut harus berusaha keras untuk mampu saling melengkapi satu sama lain. Penyatuan dua pikiran yang berbeda ini sudah pasti masih terasa ringan di awal pernikahan. Karena pasangan masih di mabuk asmara. Seiring berjalannya waktu, maka akan terungkap dan keluar dengan otomatis satu persatu sifat asli mereka masing-masing. Bagaimana pasangan merespons dan menangani datangnya sebuah konflik, akan terlihat tingkat kedewasaan pribadi yang mereka miliki masing-masing. Apakah wajar pertengkaran terjadi dalam sebuah rumah tangga? Sangat wajar. Coba bayangkan, betapa membosankan kehidupan pernikahan bila pasangan selalu sepakat dalam semua hal. Jadi jangan terlalu panik, dengan munculnya konflik dalam rumah tangga. Pertengkaran justru bisa m

LANGIS

Gambar
 Penulis : Lidwina Ro Tema hari ke enam ini cukup menarik. Contoh kejadiannya sangat mudah ditemui di sekitar kita. Perlu untuk merenung kembali mengapa pasangan kita beralih ke lain hati. Renungan panjang yang pasti melelahkan. “Kukira setelah hidup bersama seperempat abad, ikatan itu akan semakin kuat, namun ternyata simpul itu tak keberatan kamu lepas, karena hadirnya dia, yang baru saja kamu kenal sekilas.” Tidak ada manusia yang sempurna. Semua pasti pernah mengalami godaan-godaan dalam berumah tangga. Ini adalah cerita lama dalam kehidupan nyata, yang terus berulang-ulang mewarnai sepak terjang manusia selama napas masih ada. Banyak pasangan suami istri yang sudah terbukti menjalani waktu berdua dalam waktu yang lama, ternyata tidak menjamin hati tetap setia pada pasangan. Siapa yang harus disalahkan? Sandungan dalam perjalanan hidup pasti ada. Bagaimana pasangan mengendalikan atau menaklukkan sandungan hidup berkaitan erat dengan komitmen pasangan di awal pernikahan. Jika salah

Whatever Will be Will be

Gambar
 Whatever Will Be, Will Be Penulis : lidwina_ro Tidak ada satu pun manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan. Semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Jadi wajar bila kita tidak sempurna dan melakukan kesalahan yang fatal.  Tetapi bagaimana jika kesalahan itu menimbulkan akibat yang dapat mempengaruhi kehidupan kita selanjutnya? Peristiwa pasca putus hubungan dapat menyakiti bahkan menghantam kita dari berbagai sisi, baik secara emosional dan tentu saja secara fisik. Keadaan bisa berubah tak terkendali karena kita telah kehilangan komitmen dan keterikatan yang semula kita kira sudah aman berada dalam genggaman kita. Bahkan yang lebih memprihatinkan, kita kehilangan harga diri. Impian, harapan dan masa depan seakan-akan bergerak perlahan tapi pasti meninggalkan kita. “Aku kehilangan ‘barang’ yang sudah kuanggap mahkota. Namun perasaan yang tidak layak dicintai dan tak layak dihargai masih saja betah bersemayam di hati sampai hari ini.” Itulah pentingnya mengapa sebelum melaku

ANOMALI MENULIS

Gambar
Penulis : Lidwina Ro Tekanan batin dalam menulis sebenarnya lebih banyak datang justru dari dalam diri sendiri. Apalagi bagi penulis yang baru pertama kali menjejakkan langkah ke dunia literasi. Seperti aku. “Ih, tulisan kayak gitu aja dibangga-banggain. Di mana bagusnya coba?” Tentu saja ada juga beberapa teman yang nadanya menyiratkan kesimpulan seperti ini. Dan aku bisa menangkap maksud temanku itu. Hanya saja aku menanggapi dan menyimpan sebagai cambuk lecut justru untuk lebih mendalami seni menulis. Kalau tidak ikut bergabung dengan komunitas menulis, pasti aku sudah frustasi. Jangankan menunggu sampai di hari ke tujuh. Di hari ke dua atau tiga pasti sudah runtuh duniaku. Tetapi dalam hampir semua komunitas menulis, para pendiri atau seniornya selalu berjuang memompa semangat para penulis baru untuk selalu bertahan dan bersemangat menulis. Tidak ada cerita keberhasilan berawal dari usaha instan. Semua melalui proses, bro!  Tidak ada tulisan yang jelek. Semua tulisan pasti ada maks

MENCARI BAHAGIA

Gambar
 Penulis : Lidwina Ro Sebagai manusia normal pasti kita semua ingin hidup bahagia. Kita bahkan melakukan semua hal demi terciptanya kebahagiaan. Tetapi sering menyelinap pertanyaan dalam hati, mengapa terkadang kita merasa tidak bahagia? Hidup seakan terasa berat, banyak beban, dan jauh dari masa depan yang sudah kita rancang sendiri. Pernahkah setiap hari merasa ketakutan, gelisah yang hebat, frustasi, dan hampa? Mengapa orang lain bisa tertawa gembira sedangkan kita menangis sedih? Bukankah seharusnya kita semua bisa bahagia? Tapi tunggu dulu. Mari ingat-ingat kembali, kapan terakhir kali kita sibuk mencari dan membeli berbagai hal untuk membuat kita bahagia? Pergi ke mal, ke tempat-tempat berlibur indah, mencari hal-hal yang menurut kita membuat bahagia. Berharap kehampaan yang kita rasakan dapat terpenuhi oleh yang disajikan dunia. Kita bahkan bernyali menghabiskan banyak uang untuk berbagai hal yang kita kira bisa menciptakan rasa bahagia.  Tetapi apa yang terjadi? Saat kembali ke

Aku Adalah Arketipe

Gambar
Penulis:  Lidwina Ro  Kebetulan sekali aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Menjadi anak sulung memang berat. Kalau aku pribadi menganggapnya ngeri-ngeri sedap saja.  Nah, ini bagian ngerinya. Sebagai anak pertama dari Ibu dan Ayah yang baru menjadi orang tua pertama kali, kedua orang tuaku memperlakukan anak sulungnya sebagai ajang pembelajaran. Mereka mungkin membentuk karakterku dengan pola asuh yang belum matang, karena mereka masih sangat belia, baru menikah, pasti belum berpengetahuan mendidik anak secara benar. Aku seperti arketipe, sebuah pola atau model mula-mula yang dibentuk sesuai dengan keinginan orang tuaku. Contohnya aku harus menjadi panutan bagi adik-adikku. Orang tuaku beranggapan sudah menjadi tugas seorang kakak untuk bertanggung jawab pada adik-adiknya. Harus bisa menjadi replika  yang afdal. Mungkin orang tuaku pada waktu itu kurang menyadari, bahwa banyak sekali yang harus aku korbankan untuk menjadi sulung favorit di keluarga. Dulu, jika aku lengah sedi

Belajar Diksi, Puisi dan Senandika (6)

Gambar
 Day 14. SURULLINEN Surullinen Penulis : Lidwina Ro Dingin angkasa memelawa hanyut menuju angan Berkawan malam sunyi menghitung rinai sedu sedan Bilik ajal ini tak luas tapi taburkan duri serpihan Kepingan belatinya halus merasuk tajam tak tertahan  Cabar melangkah mengendap mengetuk kalbu Selalu menyelinap sunyi tanpa memberi tahu Berulang kali hadirkan bayangmu yang lenyap ditelan waktu Rampas dan keringkan muara raksi puspaku sampai lembah biru Baiklah, baik aku menyerah Pada hati lebur yang terlanjur patah Pada gajak hening yang melemah pasrah Kasam yang aku kepal luruhlah sudah Kuberanikan diri genggam birai kehidupan dengan sisa waktu Paksa arahkan langkah hati dengan membisu Cempala mohon Sang Penentu Waktu masih setia menunggu ‘Tuk sandarkan bahu dalam dekap-Nya lenyapkan kemanusiaanku Cikarang, 14 Juni 2022 Noye : Surullinen ini adalah diksi dari bahasa Finlandia, yang artinya sedih dan luka  yang teramat dalam sekali. Perasaan sedih karena kehilangan, bisa dikecewakan, atau r

Belajar Diksi, Puisi dan Senandika (5)

Gambar
 Day 11 #utang UTANG YANG LUNAS Penulis : Lidwina Ro Bentala bertitah gelarkan kelasak  bersila  Di bawah ceteri langit jingga gempita tanpa noda Saksikan semua sajian tirta buana angkasa Elok megah manjakan hasrat kalbu netra   Coba jelau yang terkapar di atas ranjang Nafas satu persatu menanti terimpit gradasi semu bayang Atau layangkan pandang pada semua jalang Juga pada insan yang bersikeras menerjang kefasikan malang Pada napas yang senantiasa membela raga Juga cahaya yang ikhlas penuhi ceruk jiwa Mahkota afiat adalah anugerah semata Lalu nikmat mana yang berlumur dusta? Selayaknya angkat pena, duduk mulai berhitung Masihkah bertanya cara lunasi utang terselubung?  Sudah lunas, bisik langit jingga dengan lembut mesra bergaung Hanya ikuti jalan-Ku, apakah lututmu rela bertelut mendukung?  Day 12. HIRAETH HIRAETH Penulis : Lidwina Ro Langkahku meragu saat baskara masih lelap Sewindu cukup sudah patahkan sayap Meredam luka dalam sunyi membekap Tenggelamkan perih sedu menjadi hirap Da

Belajar Diksi, Puisi dan Senandika (4)

Gambar
Penulis : Lidwina Ro #Day 8. SINEMA Tom & Jerry Saling mengejar rampas jatuhkan lawan Memukul mundur singkirkan senyap kawan  Kotak pandora yang berlumur madu adalah hadiah dalam sematan  Semua bisa palsu terangkai rayu dalam lisan Geliat sudut kota besar saling berebut nafkah Loba beringas tak jengah kalah Sudah biasa tumpahkan jarah darah Adikuasa berjaya yang lemah dapatkan remah Tujuan diri culas terselubung lahirkan bungkam Bak siluman hilang setelah jelak diam-diam Pongahnya pelahap sesumbar nyali makin dalam Sesungguhnya hanya sisa menunggu detik-detik bahtera karam Polah anak manusia kuakkan cerita lakon jenaka lama  Tak mengapa berkutatlah menghimpun pundi fana Hanya jangan tanggalkan welas asih rasa Karena bentala itu juga punyai karma #Day 9. MERAKI MERAKI Kurekat satu persatu manik asih selembut sutera Bersulam angan emas kubuai setinggi binara Aku tabur cahaya kejora di segala jalan dan muara  Tak lupa untaian doa di setiap tikung aksara Brokat dan kerudung putih memba

FIRASAT (2)

Gambar
Penulis : Lidwina Ro Dinar menatap Bastian.  Sepasang mata yang teduh itu selalu mampu meredakan gelisah di hati Dinar. Sesaat Dinar hanyut dalam keteduhannya dan merasa terbuai dalam kehangatan asmara. “Kau kenapa?” tanya Bastian tersenyum, sambil menjentikkan telunjuk pada hidung Danar. “Memangnya aku kenapa?” senyum Dinar sambil menjauhkan wajahnya dari sentuhan Bastian. “Beberapa hari ini kau tidak mau mengangkat teleponku. Ada apa, Dinar?” Mata Dinar menghangat, kerinduannya akan sapa dan perhatian kecil ini selalu mampu mengoyakkan sifat dinginnya. Bastian adalah lelaki pertama yang berhasil menyentuh kebekuannya selama ini. Hanya menyentuh. Belum mendobrak. “Ada masalah apa?” desak Bastian. Mata Dinar mengerjap. Menahan segala rasa yang sudah berat mengimpit. Harus ada jalan keluar agar semua berdiri di tempat masing-masing.  “Aku ingin putus,” ujar Dinar lirih. Mata Bastian menegang. Menatap tajam Dinar. Beberapa detik mata mereka terkunci oleh ribuan tanya. Tetapi Dinar yang p

FIRASAT (1)

Gambar
Penulis : Lidwina Ro Langkah Dinar membeku di depan pintu kaca toko kosmetik di mal. Matanya tidak berkedip melihat lelaki yang sedang bersandar di tembok toko, tak jauh dari etalase. Di sebelah lelaki itu, tegak berdiri seseorang yang sangat dikenalnya, sedang memilih kosmetik. Tiba-tiba seperti ada sesuatu yang melubangi ceruk hati Dinar, sehingga sesaat tubuhnya limbung ke belakang.  Mata Dinar agak berkunang-kunang. Ingin menepis semua bayang nyata yang ada di depan mata. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Semua kata-kata peringatan dari Eni sahabatnya, satu persatu mendadak antre berbaris, melipir dalam ingatan. Dinar membuang nafas. Setelah beberapa saat menelan saliva berkali-kali, dan mencoba memulihkan akal sehat, ia lalu memutuskan untuk segera pergi dari situ. Memaksa langkah menuju parkir sepeda motornya, urung berbelanja untuk keperluan persediaan rumah bulanan.   *** Ibu menatap cemas Dinar. Berkali-kali menanyakan hal yang sama tentang keberadaan adiknya, Dita.  “Mas

dan Senandika (3)

Gambar
Day05  #SESAL MELATIS RASA Penulis : Lidwina Ro Sebentar lagi daksa beranjak senja Denyut nadi rasa ini masih terasa cangga Sesuatu menyeruak menyilik dada Di setiap malam sunyi, sebaris gaung mencecar jiwa Sementara gelisah makin memasung kalbu Mencoba merantai benak yang tersedu pilu Tetapi tak sanggup rasanya menahan kelu Letih enyahkan sepasang kejora yang mulai membeku Entah ada apa dengan takdir Aku yang bodoh atau aku hanya tak mahir Melatis semua rasa yang halangi bibir Dan melawan setiap kepungan dilema yang hadir Ah sayang, harusnya aku memulai dari dulu  Masih adakah kini di penghujung waktu Setelah bentala membawamu dalam debu Izinkan aku ucap pada belahan jiwa ... sampai jumpa di nirwana, aku cinta kepadamu Cikarang, 05 Juni 2022 #Day 06. Diksi favorit  BERSAT Penulis : Lidwina Ro Duduklah menatap paras murka senja Coba bangunkan akal yang ‘tak bersuara Belum letihkah langkah merangkai asa hampa? Bagaikan onak menjerat paksa daksa Sunyi malam tak berbintang merantai hati T

Belajar Diksi, Puisi dan Senandika (2)

Gambar
 Day01 #Rindu   DILEMA Penulis : Lidwina Ro Memukul merasuk sukma, suara di balik rongga dada kembali membuat gaduh. Merajuk ingin keluar, mencoba menggedor dan mendobrak di setiap malam sunyi. Selalu muncul tak tahu malu, kembali dan kembali lagi merajang nalar tanpa pecut. Lecut cambuk damba yang membelit ini seakan sulit terurai. Jalinannya seperti kuku tajam yang adikara. Sanggup membenamkan segala ingatan, menghempaskan seluruh gamang, dan bahkan membebaskan semua belenggu luka.  Lalu ... mau lari ke mana?  Tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena jiwa ini sudah terpasung tak bertuan lagi. Bukankah taksa bila aku bukan milikku lagi?  Menunggu saja ketika malam sunyi mengajak melambung tinggi. Memohon pada raja penguasa cinta, agar melepaskan niskala yang satu ini. Melepas damba yang tak punya raga bahkan untuk sekedar pulang pada sebuah dekapan kecil. Lalu ... apakah harus tunduk pada satu cinta terlarang?  Cikarang, 01 Juni 2022 Day 02 #Benci    BENCI YANG BERSAT Penulis

Belajar Diksi Puisi Senandika

Gambar
Penulis : Lidwina Ro  #Day 03. JUDUL LAGU #Judul Lagu  TROUBLE IS A FRIEND (by : LENKA) Menengok bilurnya hatiku, terkadang muak. Terkadang dadaku sesak. Penat meredam luka perih semua gejolak. Bahkan sering ingin berdiri di ujung binara lalu kencang berteriak. Untuk sebuah kata : masalah. Haruskah mematahkan langkah? Haruskah mengundang amarah? Atau menyerah saja dan kalah? Tak bisa ingkar dalam hidup ini, masalah adalah sebuah keniscayaan semata. Tidak boleh tidak, mutlak ada. Tak peduli rakyat jelata atau adikara. Semua bungkam tunduk tak bersuara. Masalah singgah sesuka hati, mungkin datang meriah seperti sulap Pak Tarno yang prok prok prok, mau jadi apa, ya ... atau datang senyap seperti jelangkung. Masalah tak butuh undangan, mungkin ia datang dengan jas hitam atau membawa payung. Pergi senyap atau alay bersenandung. Siapa yang peduli dan siapa yang dapat membendung? Maka rangkullah masalah, jadikan ia temanmu. Sebab ke mana pun kaki melangkah pergi, masalah akan menemukanmu, men