Istri Baru Ayahku (2)

Istri Baru Ayahku (2)

Penulis : Lidwina Ro


 Aku menghentikan langkah di depan pintu yang sedikit terbuka saat mendengar suara isakan lirih Tante Rin ... dalam kamarku!. Hari ini aku sengaja pulang ke rumah lebih awal, karena guru eskul di sekolah sedang sakit. Niatku pulang hanya ingin mengambil ATM yang tertinggal, karena mau nge-mal. Setengah mati aku menekan amarah yang mendidih dalam dadaku. Apa yang dilakukan wanita itu di dalam kamarku selagi aku tidak ada di rumah? Lancang sekali dia! 

Aku semakin membelalakkan mata tidak percaya ketika melihat wanita itu mulai membuka kotak tempat baju-baju bayiku. Merabanya. Mendekap dalam dada. Lalu menciuminya sambil menangis. Mengapa tingkah Tante Rin amat ganjil? Apa Ayah menikahi wanita yang tidak waras?

Dan mengapa Mbok Ni ada  di dalam kamarku juga? Apakah sekarang Mbok Ni ganti haluan memihak Tante Rin? Lihat saja, Mbok Ni mengusap lembut punggung Tante Rin. Seolah-olah mencoba menenangkan tangisannya. Hm, awas kau Mbok Ni!

“Sudah, sudah ... jangan menangis lagi Mbak Rin.”

“Aku sangat merindukannya, Mbok. Aku ingin memeluknya.”

“Yang sabar, ya, Mbak. Toh, sekarang Neng Airin  sudah bersama Mbak Rin.”

“Airin membenciku, Mbok. Dia amat mencintai almarhum ibunya.”

“Neng Airin butuh waktu, dia baru saja lulus SMP tahun lalu.”

Apa kata Mbok Ni? Butuh waktu? Waktu untuk apa? Waktu untuk apa coba? Huh! Jangan mimpi aku akan mencintai istri baru Ayah, ya! Tidak mungkin! Tidak mungkin aku bisa melupakan ibuku yang meninggal karena kanker. 

“Apakah ... apakah suatu hari nanti Airin mau mencintaiku apa adanya, Mbok Ni? Apakah Airin nanti tidak marah padaku jika tahu yang sesungguhnya?”

Aku menajamkan telinga. Ah, tidak kudengar jawaban Mbok Ni. Pembantu yang awalnya akan aku anugerahi piagam penghargaan pembantu terbaik di dunia ini, malah ikut menyusut air mata. Tidak seru! Sebenarnya mereka berdua sedang main drama atau apa?

“Pasti, Mbak Rin. Suatu saat nanti kalau Neng Airin sudah sedikit dewasa, dia akan mengerti dan mencintai ibu kandungnya.”

I-ibu kandung? Tubuhku seketika dingin dan membeku.

( Bersambung )

Cikarang, 141022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU