ANAK EMAS


 ANAK EMAS

Penulis : Lidwina Ro


Pilih kasih adalah fenomena umum dalam keluarga dalam berbagai alasan dibaliknya. Peristiwa seperti ini nyata terjadi ada di mana-mana. Bisa di sekitar lingkungan kita, bahkan mungkin beberapa di antara kita malah mengalaminya sendiri. Pertanyaannya adalah mengapa ada orang tua yang pilih kasih pada buah hatinya sendiri? 

Sebenarnya orang tua yang pilih kasih terkadang melakukan semua itu tanpa disadari oleh mereka, atau juga bisa hanya suatu kebiasaan saja. Salah satu contohnya adalah orang tua pada awalnya bertujuan ingin memberi semangat pada anak bungsu agar meniru prestasi kakaknya di sekolah. Tak sadar orang tua telah membanding-bandingkan anaknya sendiri. Kenyataannya hal ini tidak bermanfaat, karena pasti risiko konflik lebih tinggi pada orang tua yang pilih kasih. 

Orang tua yang memberi posisi anak emas pada salah satu anaknya, dapat mengakibatkan dampak buruk pada psikologis anak yang satunya. Perasaan menjadi anak yang dinomor duakan, bisa menjadi trauma yang tertanam seumur hidup. Lebih buruknya bisa menghadirkan rasa kurang percaya diri, rasa benci yang dipendam, mudah tersinggung, mudah marah, agresif dan dampaknya bisa pada kemampuan si anak dalam mengambil keputusan di masa depan.

Sebelum terlambat, bersikaplah adil dan obyektif pada semua anak. Tidak perlu bersikap membandingkan atau menonjolkan kelebihan anak yang lebih berprestasi, lalu tak sadar mengeluhkan kekurangan salah satu anaknya yang lain. Berusaha bijak memperlakukan sama pada setiap anak. Mengapa? Karena bagi anak yang tidak difavoritkan, kelak mereka bisa mempunyai sifat yang tidak baik karena selalu merasa kalau orang tua tidak memberikan kasih sayang sebanyak anak yang menjadi anak emas. Ini semacam senjata makan tuan.

Maka sebelum orang tua  memberi konsekuensi pada anak, jangan selalu melihat prestasi luarnya saja, sadar dan selalu ingatkan diri, karena semua anak adalah permata hati. Semua anak-anak di bumi ini adalah istimewa, karena diciptakan Tuhan dengan pesona keunikan sendiri-sendiri, lengkap dengan berbagai kelebihan dan kekurangan. Cintai anak-anak apa adanya, sesuai dengan talenta yang melekat padanya.

Cikarang, 22 Juni 2022
























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU