Aku Adalah Arketipe
Penulis: Lidwina Ro
Kebetulan sekali aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Menjadi anak sulung memang berat. Kalau aku pribadi menganggapnya ngeri-ngeri sedap saja.
Nah, ini bagian ngerinya. Sebagai anak pertama dari Ibu dan Ayah yang baru menjadi orang tua pertama kali, kedua orang tuaku memperlakukan anak sulungnya sebagai ajang pembelajaran. Mereka mungkin membentuk karakterku dengan pola asuh yang belum matang, karena mereka masih sangat belia, baru menikah, pasti belum berpengetahuan mendidik anak secara benar.
Aku seperti arketipe, sebuah pola atau model mula-mula yang dibentuk sesuai dengan keinginan orang tuaku. Contohnya aku harus menjadi panutan bagi adik-adikku. Orang tuaku beranggapan sudah menjadi tugas seorang kakak untuk bertanggung jawab pada adik-adiknya. Harus bisa menjadi replika yang afdal.
Mungkin orang tuaku pada waktu itu kurang menyadari, bahwa banyak sekali yang harus aku korbankan untuk menjadi sulung favorit di keluarga. Dulu, jika aku lengah sedikit menjaga adik, akulah sasaran dari omelan orang tua. Waktu me time yang seharusnya aku lalui bersama teman sebayaku, sering amblas karena mendapat tugas mengasuh adik. Belum lagi harus berbagi kamar, berbagi jajanan, bahkan mainan. Semua yang terbesar dan terbaik hanya boleh untuk adik, dengan dalih yang lebih besar harus mengalah, tidak boleh salah. Masih ada lagi, nih! Disuruh membantu Ibu mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci piring, menyapu lantai atau belanja ke warung. Sementara adik-adikku bebas bermain game di ponsel atau menonton televisi. Nah, jadi kesal sendiri, to?
Aku dituntut eksklusif dan sempurna di mata adik-adikku. Terkadang anak sulung juga dipersiapkan untuk bekerja demi membantu menopang perekonomian keluarga.
Lalu sedapnya menjadi sulung apa? Karena sudah melewati tuntutan sulung purwarupa sempurna dan tempaan keras, kini aku menjadi pribadi yang lebih bijak, kuat, tidak mudah cengeng, dan mandiri.
Jadi ada sisi positifnya juga lho menjadi anak sulung. Meskipun di masa kecil selalu menjadi bemper atau benteng sekaligus guru kecil bagi adik-adikku, ternyata menjadi anak sulung otomatis membuat kepekaan nuraniku juga terbiasa terasah dan cenderung cepat menyelesaikankan segala masalah dengan mencari jalan keluar dengan cepat.
Cikarang, 16 Juni 2022
Komentar
Posting Komentar