MENCARI BAHAGIA


 Penulis : Lidwina Ro


Sebagai manusia normal pasti kita semua ingin hidup bahagia. Kita bahkan melakukan semua hal demi terciptanya kebahagiaan. Tetapi sering menyelinap pertanyaan dalam hati, mengapa terkadang kita merasa tidak bahagia? Hidup seakan terasa berat, banyak beban, dan jauh dari masa depan yang sudah kita rancang sendiri. Pernahkah setiap hari merasa ketakutan, gelisah yang hebat, frustasi, dan hampa? Mengapa orang lain bisa tertawa gembira sedangkan kita menangis sedih? Bukankah seharusnya kita semua bisa bahagia?

Tapi tunggu dulu. Mari ingat-ingat kembali, kapan terakhir kali kita sibuk mencari dan membeli berbagai hal untuk membuat kita bahagia? Pergi ke mal, ke tempat-tempat berlibur indah, mencari hal-hal yang menurut kita membuat bahagia. Berharap kehampaan yang kita rasakan dapat terpenuhi oleh yang disajikan dunia. Kita bahkan bernyali menghabiskan banyak uang untuk berbagai hal yang kita kira bisa menciptakan rasa bahagia. 

Tetapi apa yang terjadi? Saat kembali ke tempat asal, perasaan tertekan, gelisah, dan hampa muncul kembali.

Sebenarnya hidup yang sudah kita jalani sekarang ini adalah akumulasi dari rangkaian semua keputusan terbaik yang sudah kita ambil di masa lalu, di mana seharusnya kita sudah mempertimbangkan baik dan buruknya, bukan?

Memang dengan berjalannya waktu, situasi yang awalnya baik, tentu bisa saja berubah. tidak sesuai dengan ekspektasi kita, sehingga muncul rasa tidak bahagia.

Kita tidak akan pernah tahu kebahagiaan macam apa jika patokan kita hanya materi, reputasi atau kenikmatan lain yang diciptakan dunia.

Jadi di mana bahagia yang sesungguhnya itu? Ke mana kita harus mencarinya?

Kebahagiaan itu sesungguhnya tidak ke mana-mana. Kebahagiaan itu ada di dalam hati kita, jika kita peka dan bisa melihatnya.

Kita bisa bahagia dengan cara mau menerima kenyataan dan menghadapinya. Mengucap syukur dan menjalaninya dengan bijak.

Kita harus sadar dalam hidup ini selalu akan ada masalah. Jika masalah tidak segera kita hadapi dan dicari jalan keluarnya, maka rasa sakit atau kecewa tersebut akhirnya dapat memicu timbulnya perasaan tidak bahagia. Sesungguhnya bahagia itu pilihan kita sendiri.

Cikarang, 17 Juni 2022









 












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU