IBUKU KEKUATANKU

 

Penulis : Lidwina Ro 


Momen terberat bagiku adalah ketika aku tak kan bisa bertemu lagi dengan sosok ibu yang melahirkanku. Kehilangan seseorang yang disayang untuk selamanya adalah luka yang entah kapan pulihnya. Bahkan lukanya mungkin tidak pernah pulih kembali lagi.

Mengenang Ibu selalu menghadirkan kerinduan yang dalam dan menyesakkan dada. Seperti ada sesuatu yang melubangi hatiku bila setiap kali wajahnya yang teduh penuh senyum dan cantik menyelinap diam-diam dalam relung hati.

Ibuku adalah sosok sederhana. Seseorang dengan kepribadian hangat dan suka humor. Sifatnya yang paling menonjol dan sangat membekas di hatiku adalah sifatnya yang murah hati. 

Banyak kejadian dan masalah berat dalam hidup yang sudah kami lewati bersama, tetapi tidak pernah sekali pun sifat murah hatinya itu luntur. Ibuku mudah sekali memaafkan dan mengampuni orang, walaupun sudah disakiti atau dikecewakan. Dulu, hal ini sering membuatku protes.

“Mengampuni itu sama halnya dengan membersihkan hati kita dari kotoran. Rugi menyimpan sampah di dalam hati. Lepaskan dan ampuni, maka langkahmu akan terasa ringan.”

Kata-kata itu sangat membekas di dalam hati. Rasanya masih banyak yang harus aku pelajari dari ibuku. Kepergiannya yang mendadak karena serangan jantung, sangat telak memukul aku. Bahkan aku sempat kecewa karena merasa Ibu pergi terlalu cepat. Aku bahkan belum sempat membuatnya bahagia. Tetapi semua itu sudah menjadi kehendak-Nya.

Kini hanya doa yang bisa aku lambungkan setiap hari. Dan berusaha merekam kembali setiap nasihatnya setiap malam-malam sunyi. Terima kasih, Bu. Karena kau, aku ada. 

Menyerah atau memilih melanjutkan memang sebuah pilihan. Namun memilih menerima yang sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa, tentu saja lebih disarankan, agar kita tetap menjadi insan yang lebih bijak, di dalam mengarungi kehidupan ini. Tetap bersemangat membangun pikiran yang sehat dan positif. Tengoklah lebih dalam di sekeliling kita, begitu banyak berkat yang sudah tercurah. Syukuri semua nikmat yang sudah diberi oleh Tuhan. Saling menguatkan di antara sesama anggota keluarga satu sama lain. Hidup rukun dan damai.

Cikarang, 24 Juni 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU