LANGIS


 Penulis : Lidwina Ro

Tema hari ke enam ini cukup menarik. Contoh kejadiannya sangat mudah ditemui di sekitar kita. Perlu untuk merenung kembali mengapa pasangan kita beralih ke lain hati. Renungan panjang yang pasti melelahkan.

“Kukira setelah hidup bersama seperempat abad, ikatan itu akan semakin kuat, namun ternyata simpul itu tak keberatan kamu lepas, karena hadirnya dia, yang baru saja kamu kenal sekilas.”

Tidak ada manusia yang sempurna. Semua pasti pernah mengalami godaan-godaan dalam berumah tangga. Ini adalah cerita lama dalam kehidupan nyata, yang terus berulang-ulang mewarnai sepak terjang manusia selama napas masih ada.

Banyak pasangan suami istri yang sudah terbukti menjalani waktu berdua dalam waktu yang lama, ternyata tidak menjamin hati tetap setia pada pasangan. Siapa yang harus disalahkan?

Sandungan dalam perjalanan hidup pasti ada. Bagaimana pasangan mengendalikan atau menaklukkan sandungan hidup berkaitan erat dengan komitmen pasangan di awal pernikahan. Jika salah satu pasangan melanggar komitmen pernikahan, sudah pasti akan menimbulkan luka dan trauma pada pasangan yang sudah dirugikan.

Rasa percaya langis sudah. Seperti selembar kertas yang diremas, rasa percaya tidak akan bisa kembali utuh sama persis seperti semula. Penyesalan selalu datang terlambat. Menyeret korban lain yang lupa diperhitungkan, yaitu anak. Sejatinya hanya anaklah yang paling menderita dan trauma dalam situasi ini. Untuk ke depannya, anak akan merasa bingung memaknai arti kepercayaan atau kesetiaan di dalam hidupnya.

Lalu, bagaimana kalau sudah terlanjur berpaling hati? 

Beberapa pasangan pada akhirnya harus memilih dua pilihan yang sama sulitnya. Berpisah dan meninggalkan jejak trauma, atau berkompromi dan menoreh luka demi luka setiap hari? Betapa seperti neraka rasanya hidup serumah dengan pasangan yang hatinya berada di tempat lain.

Sebelum menciptakan neraka  dalam rumah tangga, bukankah lebih baik mundur selangkah dulu dan memperkuat iman? Mencondongkan telinga pada Tuhan untuk mendengar bisikan-Nya tentang yang benar dan yang tidak benar?

Jatuh cinta itu mudah. Yang sulit itu adalah ‘bangun cinta' terus menerus, bahkan di saat cinta itu sendiri tak lagi sesempurna seperti cinta di awal pernikahan.

Cikarang20062022





































 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU