SEMARAK MENULIS


 SEMARAK MENULIS

Penulis : Lidwina Ro

Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bisa memberi manfaat. Terus menerus melakukannya dengan cinta, walaupun hal itu mungkin kecil artinya bagiku, mungkin bagi orang lain, besar manfaatnya.

Lupa kapan awalnya, aku mulai mengikuti berbagai macam event menulis dari beberapa komunitas menulis yang mereka selenggarakan. Kegiatan ini menjadi salah satu wadah ajang latihan menulisku, baik itu selama lima belas hari atau tiga puluh hari. Salah satu hal yang selalu aku paksakan dari dahulu adalah mengupayakan tidak terlambat posting cerita. Berusaha konsisten. Sebenarnya alasannya hanya supaya tidak kepikiran saja. Supaya plong! Bekerja di dunia nyata pun menjadi lebih tenang, tidak gelisah, karena hutang menulis, kan, sudah lunas.

Ada permintaan genre tertentu dalam event menulis, tetapi ada juga yang tidak menetapkan genre. Jika ada komunitas yang tidak menetapkan genre tertentu, bisa membuat para peserta leluasa dalam menulis, mengeluarkan segala jurus (seperti mau tanding silat saja) Aku sendiri mencoba menulis acak, mulai dari fiksi roman, cernak, horor, humor, bahkan coretan gabut asal-asalan untuk sedikit curhat. Eh!

Sebenarnya kita semua adalah ciptaan istimewa dari Tuhan, karena hanya manusialah yang diberi pikiran, akal dan budi. Entah dari mana ide menulis itu datang begitu saja, semua itu adalah misteri bagiku. Oleh sebab itu, selama ide itu tiba-tiba muncul sendiri (layaknya Mbak kuntil) cepat-cepat tuangkan saja menjadi tulisan sebelum ngilang (seperti jin-nya Jun) Mencari ide itu kadang bisa merepotkan, karena daya pikiran kita itu juga sering ngadat dan juga rewel tak jelas.

Mengapa harus cepat-cepat ditulis, karena kita itu juga makhluk paling absurd. Sudah berjam-jam memelototi gawai mencari ide, jari dan mata ini malah nyasar lama nongkrong di pesbuk, Toped, Lazada bahkan Tiktok. Semoga hanya aku saja yang gaje, ya.

Hiburan tersendiri dan sengat semangatnya setiap hari adalah interaksi sesama teman dalam saling merespons tulisan. Hati merah kecil di bawah naskah, adalah atensi termanis, sebagai pemompa adrenalin untuk berkarya lebih baik lagi. Saling bercanda, mengapresiasi atau melempar ejekan tak serius adalah ungkapan sayang sesama teman. Menambah erat tali persahabatan.


Cikarang, 14.04.23

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU