MENJARING ANGIN


 MENJARING ANGIN

Penulis : Lidwina Ro

Setiap orang, baik pekerja kantoran, pelajar, ibu rumah tangga, bahkan penulis, pasti memiliki harapan yang ingin dicapai. Semua itu tentu membutuhkan tahapan atau proses yang tidak bisa instan. Sayangnya banyak orang yang ingin mencapai targetnya terburu-buru, sehingga memaksa diri melakukan berbagai cara, asalkan harapannya terwujud.

Memaksa diri adalah perbuatan salah, juga berdampak negatif. Bahkan bisa menjadi bumerang pada dirinya sendiri. Bermula dari ingin mencapai keberhasilan. Akan tetapi orang yang suka memaksakan diri akan berhadapan dengan risiko. Nah, apa itu risikonya? Pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang suka memaksa kehendaknya, akan berujung pada kegagalan.

Di saat seseorang memaksakan kehendak diri, sadar atau tidak sadar, pasti akan ada hal yang dikorbankan dari dirinya. Salah satu contoh adalah mengorbankan kesehatan tubuhnya sendiri. Jadi siapa yang menjadi rugi kalau harus mengorbankan kesehatan diri sendiri untuk mencapai target?

Orang yang memaksa diri biasanya juga terbiasa tidak berpikir panjang, juga tidak memiliki pertimbangan matang dalam mengambil keputusan. Mereka yang memaksakan diri dengan alasan terdesak oleh waktu, seharusnya mulai mengatur waktu dengan cermat, dan sebijaksana mungkin (misalnya seorang penulis harus pandai-pandai mengatur waktunya agar tidak dikejar-kejar tenggat waktu)

Bagaimana supaya tidak memaksa diri? Yaitu selalu berusaha sadar akan batasan diri. Jangan sampai batasan itu malah membuat diri insecure, tetapi gunakan keterbatasan itu untuk mengembangkan potensi lain yang ada dalam diri.

Mampu bersikap lebih realistis, bisa amat berguna untuk memprediksi segala baik buruknya berbagai hal, sehingga tidak akan ada alasan untuk memaksakan diri lagi.

Contoh mudahnya adalah bayangkan saja jika kita bersikeras ingin melepas baut dengan memakai kunci pas. Ini tidak tepat. Tidak pas. Pekerjaan ini bukankah sama halnya dengan menjaring angin? Yaitu melakukan pekerjaan yang sia-sia. Pekerjaan yang membuang-buang waktu, juga tenaga. Mengapa? Karena alat yang dibutuhkan untuk melepas baut sebenarnya adalah kunci obeng. Bukan kunci pas.

Karena itu, jangan sekali-kali memaksa kehendak pada orang lain. Mulailah belajar mulai sekarang untuk menghormati batasan.


Cikarang, 060423


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU