MEGA 3
MEGA 3
Penulis : Lidwina Ro
Aku melirik ke jam dinding. Sudah hampir pukul sembilan malam. Kesempatan baik untuk mengalihkan perhatian Mega dari pertanyaannya yang ruwet. Bisa-bisanya anak SD sekecil Mega memilih sendiri seorang ayah baru. Bukan main.
“Sudah malam, waktunya tidur, Mega. Besok kamu sekolah pagi. Ayo, sikat gigi sekarang.”
“Mah, besok Sabtu, Om Ares mau ajak Mega ke Mal. Boleh, ya, Mah?”
“Mega mau nonton film apa?”
“Mau makan-makan. Tante Selfi nanti juga ikut.”
“Tante Selfi?” tanyaku sambil menahan lengan Mega.
“Apa Mamah mau ikut juga? Nanti aku bilang sama Om Ares, kalau Mamah mau ikut, ya?”
“Eh!” Buru-buru aku mendelik sambil menggeleng tanda menolak.
“Siapa bilang Mamah mau ikut? Sebaiknya kamu tidak ikut, Mega. Nanti kita berangkat sendiri ke Mal, kalau begitu.”
“Mengapa begitu, Mah?” protes Mega tidak senang. Buru-buru aku mencoba tersenyum menenangkan.
“Karena Mamah sudah lama tidak jalan-jalan dengan Mega, kan? Sebentar lagi kamu ulang tahun. Kita beli baju ulang tahunmu yang paling indah nanti, oke? Sudah, sudah, kamu gosok gigi dulu. Nanti kita bicara lagi.”
Mega dengan patuh masuk ke dalam kamar mandi. Pikiranku pun melayang jauh pada seraut wajah tengil dengan sorot mata hitam yang tajam. Ares. Sahabat masa kecilku.
Lelaki berpostur jangkung itu memang tidak asing lagi bagi Mega. Sejak Mega lahir, Ares lah yang paling banyak membantuku merawat Mega. Ares menyediakan hampir semua waktu dan tenaganya untuk menjaga dan melengkapi banyak kebutuhan Mega, bahkan Ares menyayangiya seperti anak kandungnya sendiri.
Dari dulu aku sebenarnya ingin menjauhkan dari situasi itu. Bagaimana pun juga, Ares punya kehidupan sendiri. Ares perlu privasi dan harusnya menjalani hidupnya sesuai dengan rencananya sendiri. Tetapi sayang, kelihatannya Ares malah terjebak masuk dalam lingkaran hidupku bersama Mega. Mereka -Ares dan Mega- sangat akrab dan dekat. Ikatan batin mereka semakin erat, sementara waktu terus berjalan, aku masih sibuk berkutat dengan luka lama yang tak kunjung sembuh.
Sudah waktunya. Aku harus bicara dengan Ares untuk lebih serius lagi memperhatikan kehidupannya sendiri. Salah satu caranya adalah dengan menjauhkan Mega dari Ares. Sudah saatnya Ares memikirkan masa depan dan segera beristri. Memulai hidup baru. Ares juga berhak untuk berbahagia bersama gadis pilihan hatinya. Hal yang seharusnya aku lakukan sejak dulu. Semoga aku tidak terlambat.
Cikarang, 26.04.23
Komentar
Posting Komentar