KUNCI RUBRIK


 KUNCI RUBIK

Penulis : Lidwina Ro

Sudah tahukah anda,  bahwa permainan rubrik ditemukan secara tidak sengaja oleh profesor arsitektur bermana Erno Rubrik di tahun 1974? Semua pasti sudah familier dengan rubik, kan? yaitu puzzle berbentuk kubus tiga dimensi ini. Barang ini mudah ditemukan di toko-toko mainan. Rubrik adalah kubus-kubus kecil yang tergabung menjadi kubus besar dengan enam sisi. Masing-masing sisi terdiri dari sembilan warna, yaitu putih, kuning, oranye, merah, biru, dan hijau.

Ternyata permainan rubik yang awalnya dimaksudkan untuk mengenalkan siswa sekolah pada obyek dari sudut berbagai jenis dimensi ini menjadi sangat digemari oleh banyak masyarakat umum. Permainan ini memang susah-susah gampang, membuat selaras, satu warna dalam satu sisi. Kabar baiknya adalah bermain rubrik yang intinya memecahkan teka teki ini, terbukti bagus untuk kepercayaan diri dan untuk kesehatan mental.

Manfaat bermain rubrik antara lain bisa meningkatkan memori, meningkatkan kesabaran, meningkatkan fokus/ konsentrasi, meningkatkan kesadaran spasial, meningkatkan kemampuan mengenal pola, dan lain-lain.

Dikutip dari United Press Internasional (11/11/2022) juara rubik tercepat di dunia adalah Scholey dari Inggris.

Di sisi luar permainan rubik itu sendiri, rubik mengajarkan , bahwa sebagai manusia yang dikelilingi segala masalah dan cobaan hidup, manusia tidak perlu bersaing menjadi yang tercepat. Permainan rubik mengingatkan bahwa sebagai ciptaan Tuhan di dunia ini, sebenarnya masing-masing dari manusia ini, diberi sebuah rubik di tangan masing-masing, yaitu rubrik masalah hidup. Tentu saja dengan pola warna masalah yang berbeda-beda, yang harus kita selesaikan dan pecahkan sendiri-sendiri. Semua itu bermaksud untuk melatih ketahanan dan daya juang manusia. Sabar dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi permasalahan hidup.

Wajar saja, kan, selama masih ada napas, permasalahan dan teka teki dalam hidup ini selalu mengikuti. Ada yang bisa memecahkan teka teki hidupnya, artinya berhasil menyelesaikan masalah dengan cepat. Ada juga yang lambat, atau sampai saat ini sedang dalam proses menyelesaikan masalah.

Tidak perlu menyamakan kecepatan hidupmu dengan kecepatan hidup orang lain. Kuncinya sama seperti bermain rubik, tingkatkan kesabaran, konsentrasi, dan kepekaan. Tidak perlu menghindari masalah, tapi rangkul dan jadikan masalah sebagai batu loncatan untuk menjadi manusia yang lebih berguna dan lebih baik lagi.


Cikarang, 04.03.23

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU