RENJANA
RENJANA
Penulis : Lidwina Ro
“Maafkan aku, Tarjo. Aku benar-benar tak berdaya. Aku sungguh terjepit. Kau tahu sendiri, kan, bagaimana adat bapakku.”
Dalam hati aku mengerang. Kutatap Surti dengan putus asa. Rasanya ingin kutinju siapa saja yang lewat di depan warung kopi Mak Juwariah. Andai aku punya uang banyak, pasti sudah kuhancurkan warung reyot Mak Juwariah -tetapi segera akan kuberi padanya segepok uang kompensasi- sebagai pelampiasan atas warungnya yang ambyar. Sayang, aku hanya preman pasar kere.
Siapa juga warga di desa yang tidak kenal tentang perilaku Malik, bapak tiri Surti? Tukang sabung ayam, benalu hidup yang bisanya menumpang makan di rumah istrinya? Cih! Berani-beraninya Malik tua bangka itu menjual anak tirinya pada Danu, anak juragan sapi Wiryo yang kaya raya? Bagaimana bisa, Surti kesayanganku akan dinikahkan paksa?
“Aku harus bagaimana, Jo?” Surti mulai terisak, meminta saran. Mak Juwariah yang duduk diam di pojokan warung, sebentar-sebentar melirik ke arahku dengan raut wajah khawatir, dan sedikit curiga. Mungkin dia takut, preman desa bertato ini akan menggila, mengamuk, dan melampiaskan kemarahan dengan mengacak-acak semua dagangannya, ketika tahu kekasihnya akan dinikahi oleh orang kaya.
Aku menarik napas panjang, meredakan emosiku yang hampir meledak. Kubenamkan kepala Surti dalam dadaku. Gadis polos yang sudah lama merantai hatiku itu, makin menangis keras dalam pelukan. Satu persatu orang yang mengopi di warung, pergi diam-diam, begitu melihat wajahku yang mulai kesal dan gelap.
Sebulan kemudian, Surti tergesa-gesa mengetuk pintu rumah dan memanggil-manggil namaku. Wajahnya yang cantik, semringah kemerahan ketika aku dengan sisa kantuk, membuka pintu depan.
“Tarjo! Aku batal menikah, Jo! Aparat baru saja menggerebek Tarno dengan seorang wanita na kal di penginapan, dan menikahkan paksa mereka.”
Surti memelukku erat dan bahagia. Aku diam-diam menahan senyum puas. Entah bagaimana gadis sepolos Surti, bisa cinta mati pada preman gila seperti aku. Lengahkah semua malaikat di atas sana?
Bagiku Surti adalah pelita untuk hatiku yang sudah lama gelap pekat, tak tentu arah. Maka, cara apa pun akan kulakukan untuk mendapatkan kembali Surti kesayanganku. Ya, meskipun aku harus membujuk dulu salah satu kenalan baikku untuk menjebak Tarno.
Cikarang, 020323
Komentar
Posting Komentar