Ketika Semua Pergi


 KETIKA SEMUA PERGI

Penulis : Lidwina Ro

Mempunyai teman atau sahabat itu penting. Mengapa? Ya, karena kita adalah makhluk sosial. Makhluk sosial artinya kita itu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, selain itu kita selalu memerlukan dan membutuhkan pertolongan dari orang lain. Tetapi ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dan kita pertimbangkan dalam memilih teman.

Nasihat lama berkata, bertemanlah dengan sebanyak mungkin orang, tetapi jangan kita terlalu percaya seratus persen. Dan jika bersahabat, bersikaplah tulus, tetapi tetap bijak memilah-milah masalah, mana yang harus diceritakan, dan mana yang tidak harus diceritakan, ya. Semua itu karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Hanya sekedar waspada dan berjaga-jaga, karena terkadang justru orang terdekatlah yang mampu menikam kita dari belakang dengan lebih tajam dan akurat.

Selama kita masih hidup di dunia ini, dan masih bernapas, kita pasti akan menghadapi banyak masalah. Tentu saja. It’s okay. Kita tidak sendirian, kok. Di luar sana ada jutaan orang juga mengalami hal yang sama dengan kita.

Kecewa ditinggal teman? Itu hal biasa. Tidak usah terlalu diambil hati. Dari peristiwa itu kita seharusnya justru bersyukur, karena tahu, sebenarnya siapa teman sejati kita. Karena teman sejati akan tetap bertahan di sisi kita seburuk apa pun keadaan kita. Bahkan mereka mungkin akan mencarikan kita jalan keluar atas permasalahan kita.

Bagaimana dengan yang bukan teman sejati? Pastinya mereka semua pergi kabur, baik kabur secara terang-terangan, atau kabur secara diam-diam.

Sebagai manusia, jatuh bangun adalah hal yang biasa. Kalau kita tidak pernah jatuh, maka kita tidak akan pernah tahu caranya berdiri. Menjadi dewasa itu juga tidak instan, ya, tetapi harus melalui proses yang diupayakan. Semua berawal dari diri kita sendiri.

Selama masih ada kesempatan, tetap memperbaiki diri. Kita semua pantas menjadi pribadi yang dewasa, dan yang lebih baik lagi, kok. Tetap harus berpikir positif. Tidak ada kata terlambat, karena kedewasaan kita diukur dari cara kita merespons situasi yang tidak sesuai dengan cara pikir kita.


Cikarang, 220323

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU