ARUMI


 ARUMI

Penulis : Lidwina Ro

“Ada apa ini Arumi?”

Diam-diam Arumi bernapas lega juga mendengar suara dingin yang sudah amat dikenalnya, terdengar dari arah belakangnya. Sementara Deni di depannya, hanya bisa mendengkus menahan kesal. Raut wajahnya jelas-jelas memancarkan protes saat niatnya mengantar pulang terhalang oleh Bima. Tapi siapa juga yang mau berurusan dengan Bima, si jago karate dari kelas tiga IPA itu?

“Apa urusannya dia sekarang denganmu, Rum? Bukankah kalian sudah putus?” desis Deni sambil melirik Bima.

“Tolong pergi saja, Den. Jangan bikin ribut di sini. Aku juga bisa pulang sendiri. Tidak perlu kau antar,” lirih Arumi memohon. Setengahnya mengusir, juga setengah khawatir kalau mereka sungguh-sungguh adu mulut.

Deni menatap Arumi sekilas, lalu mengalah pergi ketika langkah Bima kian mendekat ke arah mereka.

“Apa dia mengganggumu, Arumi?” tanya Bima sambil mengawasi langkah Deni yang menjauh.

“Eh, enggak, kok.”

Bima membungkuk, menelisik tajam mata gadis itu. Lagaknya seolah-olah bisa mendeteksi kebohongan.

“Eh, anu, De-Deni hanya ingin mengantarku pulang,” ralat Arumi gugup, lalu buru-buru melanjutkan langkah menuju gerbang sekolah. Dirinya hanya berharap jangan sampai lepas dari mulut buaya, masuk ke mulut harimau. Kedua lelaki itu termasuk orang yang tidak mudah dihadapi oleh Arumi.

“Tunggu Arumi! Mengapa kau selalu menjauhiku?”

Arumi pura-pura tidak mendengar. Sejujurnya dia belum siap berhadapan dengan Bima. Lebih tepatnya lagi, dia belum siap menata hatinya yang masih berantakan.

“Arumi, aku salah apa?” Bima menahan lembut langkah Arumi.

Arumi menggeleng lemah sambil tersenyum. Bima memang tidak bersalah apa-apa. Sebenarnya, ini murni salahnya sendiri, yang terlanjur mengisi hatinya lebih besar dengan ruang harapan baik, dan lupa mengisi hati dengan ruang kecewa. Oh, kalau saja dia tahu lebih awal, ternyata tidak mudah mengembalikan hatinya seperti semula.

Dari kecil Arumi sudah mengenal Bima, yang adalah putra dari rekan kerja ayahnya. Sebulan yang lalu, secara tidak sengaja, Arumi mendengar Tante Ratih -ibu tirinya- berencana dengan ayahnya, agar Ratna -adik tirinya- kelak berjodoh dengan Bima setelah mereka semua nanti lulus kuliah. Tidak ada yang salah dengan rencana orang tuanya.

Kalau tidak sekarang memulai menjauh dan menindas rasa, apa pantas dirinya harus bersaing melawan adiknya demi mendapat kasih sayang Bima? Arumi hanya ingin melindungi hatinya, agar tidak semakin terluka. Hanya itu.

Ah, ternyata sulit menangani urusan hati, yang tak kasat mata ini.

Cikarang, 020223

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU