TAMAN SERIBU BUNGA


 TAMAN SERIBU BUNGA

Penulis : Lidwina Ro 


Dinda menatap sekelilingnya. Sebenarnya dirinya senang berada di taman yang luas penuh aneka bunga ini. Semua bunga sangat harum, cantik, dan tertata rapi. Rasanya Dinda tidak akan pernah jemu bermain di tempat asing ini. Entah bagaimana dirinya bisa masuk ke sini. Dinda juga selalu teringat Ibu dan Mbak Dinar. Mereka pasti sedih dan bingung ketika dirinya tidak pulang.

Sudah berkali-kali Dinda berputar putar mencari pintu keluar, tetapi usahanya tidak pernah berhasil. Taman di ujung perkampungan ini seolah tak punya celah pintu keluar. Semua seolah tertutup oleh banyaknya ribuan bunga.

“Din, ayo pulang!”

Dinda menoleh. Nastiti, gadis kecil sebayanya itu melambaikan tangan, mengajak pulang. Beberapa hari ini, Dinda memang tidur di rumah Nastiti, teman barunya. Nastiti juga lah yang pertama kali menemukannya menangis kebingungan di taman seribu bunga ini.

“Aku mau pulang, Nas. Keluargaku pasti mencariku ke mana-mana. Bisakah kau menolongku, di mana pintunya?”

“Kau akan meninggalkanku, Din?” 

“Kalau kau mau, kau bisa gantian main ke rumahku. Hanya saja, rumahku tidak sebagus rumahmu.”

“Apa di rumahmu ada taman?”

Dinda menggeleng. “Aku hanya punya kebun kecil yang ditanami singkong dan pisang.”

“Apa kau bahagia di sana?”

Dinda mengangguk. “Aku bahagia bersama Ibu dan Mbak Dinar. Tolong aku, Nas. Aku ingin pulang bertemu keluargaku.”

“Kau janji, nanti akan menemuiku lagi, kan, Din?” rengek Nastiti seperti anak kecil.

“Iya, iya. Aku janji.”

Nastiti tersenyum lega, dan memeluk Dinda dengan erat.  “Aku senang berteman denganmu, Dinda. Baiklah, baiklah, nanti aku minta Nenekku mengantarmu pulang.”

“Benarkah? Tapi aku takut dengan nenekmu.” 

Nastiti tertawa geli. “Dia tidak jahat, kok, Din, meskipun terlihat seram, tetapi nenekku baik hati, dan menyayangiku. Kau sudah pernah melihat Nenek terbang, bukan?” 

Mata Dinda melebar antusias. Dia mengangguk cepat dengan jantung berdegup keras oleh rasa takjub bercampur takut. Nenek Dinda memang luar biasa, dan mungkin sakti, karena bisa berbentuk wujud. Pernah suatu kali, Dinda di ajak Nastiti mengintip Nenek di ruang rahasia. Dan ternyata, kupu-kupu bersayap lebar biru yang dulu dikejar-kejarnya adalah jelmaan dari neneknya Nastiti! 

Cikarang, 050123

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU