PULANG


 PULANG

Penulis : Lidwina Ro

Kalau ada bulan yang mempunyai tempat istimewa di hatiku itu adalah bulan Desember. Pada bulan Desember itu, ibu rumah tangga biasa seperti aku, bisa sedikit punya waktu untuk meluruskan punggung sejenak, keluar dari rutinitas sehari-hari. 

Ke dua orang tuaku, dan juga mertua, tak henti-hentinya heboh menelepon, menanyakan kapan anak-anak pulang karena libur Natal sudah tiba. Aku pun tak kalah hebohnya menyiapkan oleh-oleh dan lain-lain untuk menyambut Natal. Seperti lebaran, Natal pun adalah kesempatan emas dan kesempatan langka untuk bisa bertemu kembali dengan orang tua tercinta, saudara, dan keponakan, yang kebetulan berpencar di berbagai pelosok kota.

Masih terpatri dalam ingatanku, betapa bahagia orang tuaku bisa berkumpul dengan anak dan cucunya. Tertawa bersama, bercanda ramai, nonton TV bersama, main kartu remi sampai malam, makan bersama, piknik bersama dengan mengajak orang tua dan saudara, adalah kegiatan yang biasanya aku lakukan jika pulang kampung di bulan Desember.

Desember ini aku juga pulang. Rumah orang tuaku masih menyambutku dengan ramah. Rumah besar dengan cat yang sama. Tanaman perdu berdaun kuning, dan juga pohon rambutan, alpukat serta mangganya masih sama tegak kokoh berdiri, dan berdaun rimbun. Udara sejuk pedesaan yang kuhidu juga masih beraroma sama.

Hanya hatiku yang tidak sama. Ada lubang-lubang kecil di dalam hatiku sekarang. Kerinduan yang tak berujung ini, entah sampai kapan aku simpan sendirian. Karena mungkin aku adalah salah satu dari orang banyak yang tahu artinya kehilangan kehangatan cinta, orang yang sudah melahirkan aku.

Bu, hari ini aku pulang, lagi. Masih dengan selaksa rindu yang makin lama makin menumpuk di sudut hati. Kalau aku sudah tak kuat menahan rindu yang menyesakkan dada ini, masih boleh, kan, aku kembali pulang ke rumahmu?

Walau pun aku bungkam, diam tak bisa melepas aksara yang makin menyesakkan dada ini, tapi aku tahu kau bisa melihatku di atas sana. Jadi, Bu ... Baik-baik saja, ya, kau bersama Ayah di surga sana. Jangan khawatirkan aku yang masih dalam perziarahan di dunia ini. Bu, saat ini aku rindu sekali padamu. Sangat ... rindu!

(Selesai)

Cikarang, 010123


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU