KEROKAN
KEROKAN
Penulis : Lidwina Ro
Siapa yang pernah masuk angin? Badan dan kepala terasa berat, makan malas, perut mual. Pokoknya mager saja.
Keluargaku termasuk orang yang gemar kerokan. Untuk mengatasi masuk angin, aku hanya perlu kerokan, atau kerikan saja. Cara sederhana ini terbukti ampuh. Hanya saja perlu ada orang yang membantu kita untuk kerokan.
Cukup buka baju, balurkan balsem, remason, atau minyak kayu putih secukupnya di atas punggung, lalu kerok dengan uang logam. Sekarang alat keroknya bisa terbuat dari besi atau kayu yang sudah dimodifikasi. Aku sendiri biasanya memakai ori, uang logam jaman dulu. Semakin kuno uang logamnya, semakin mantap kerokannya.
Arah kerokannya miring, mengikuti searah tulang iga, boleh juga sampai ke leher. Jangan ketinggalan lengan atas, ya. Wah, mantap sekali itu.
Masih separuh jalan ritual kerokan, biasanya akan selalu ada obrolan.
“Eh, piye? Abang ora?” (Eh, gimana, merah nggak?)
“Wah, ora mung abang meneh. Gosong iki!” (Wah, tidak hanya merah lagi. Gosong ini!)
Setelah selesai kerokan, biasanya kita akan buru-buru berkaca di cermin, untuk melihat semerah apa punggung kita.
“Oh, iyo yo. Masuk angin tenan aku. Gosong tibake.” (oh, iya ya. Masuk angin beneran aku. Gosong ternyata)
Biasanya setelah kerokan tubuh kita akan terasa hangat, enak dan enteng.
Tidak kita sadari, secara tidak langsung kerokan membuat hubungan yang harmonis antara suami istri, orang tua dengan anaknya. Karena sambil kerokan, bisa sambil cerita, memberi masukan. Juga akan selalu ada ucapan terima kasih yang tulus dari yang dikerok pada orang yang mengerok, karena orang tersebut sudah membantu mengangkat penyakit kita.
Menurut salah satu dosen di universitas Solo, kerokan itu aman, tidak menyebabkan kulit rusak, pembuluh darah pecah. Malah waktu kerokan, kadar hormon endorfin meningkat, sehingga membuat kita nyaman.
Kerokan itu simbol, bahwa keharmonisan dan kerukunan rumah tangga itu terjaga dengan baik. Hubungan antara mereka pasti bagus. Karena tidak mungkin, orang yang lagi berantem minta kerokan, kan? Wah, bisa-bisa habis itu punggung suami kalau dikerok istri! Hahaha
Cikarang, 160123
Komentar
Posting Komentar