Glass Bridge
GLASS BRIDGE
Penulis : Lidwina Ro
Beberapa waktu yang lalu, aku melihat acara bagus di TV, ada satu wisata keren yaitu Zhangjiajie Glass Bridge, Hunan, di kawasan Wulingyuan, China. Jembatan layang tersebut berdasar kaca yang transparan. Memiliki panjang 430 meter, lebar 6 meter, berada di ketinggian sekitar 300 meter di atas tanah. Jembatan kaca tersebut dirancang oleh arsitek Israel bernama Haim Dotan.
Jembatan kaca yang tertinggi dan yang terpanjang di dunia itu banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Ada yang memang penasaran menjajal melewatinya sambil menikmati panorama yang memang luar biasa hebat itu, atau sekedar untuk kebutuhan ngonten, whatever. Semua orang punya masing-masing alasan pergi berwisata ke Glass Bridge Zhangjiajie di China.
Yang aku ingin tahu adalah bagaimana pikiran orang-orang tersebut saat berjalan di atas jembatan kaca dengan ketinggian sekitar 300 meter itu? Aku melihat ada orang yang bisa melewati jembatan itu dengan tenang. Ada yang melangkah hati-hati dan ragu, tetapi setelah setengah perjalanan, mereka berhenti. Ada juga yang baru melangkah dua tiga langkah, sudah berteriak-teriak histeris ketakutan. Aku yang menonton TV jadi gemas sendiri melihat mereka yang takut dan menjerit-jerit itu. Eh, padahal aku sendiri belum tentu berani juga, ya, melewati jembatan kaca terpanjang di dunia itu. Kalau melihat ke bawah, pasti sangat ngeri sekali.
Mari kita belajar sedikit, bahwa jembatan kaca itu sebenarnya kuat, tetapi pikiran kita lah yang lemah. Hidup ini sangat tergantung dengan pikiran kita. Kalau kita berpikir hidup yang menakutkan, ya hidup akan sungguh-sungguh jadi menakutkan. Apa yang kita ditakutkan itulah yang akan menimpa kita.
Karena itu kita diajarkan untuk memikirkan hal yang benar, hal yang manis, hal yang mulia, hal yang sedap di dengar, pikirkan semua itu.
Kalau kita berpikir yang buruk, maka hidup kita akan menjadi berat. Kita masih punya Tuhan. Ingat, Tuhan mengatur segalanya sesuatu untuk kebaikan kita. Tuhan ikut bekerja untuk segala perkara yang mendatangkan kebaikan.
Mari kita pikirkan saja hal-hal yang baik, yang manis, yang mulia sehingga kita menjadi kuat, dan hidup kita akan mengalami terobosan-terobosan baru.
Cikarang, 170123
Komentar
Posting Komentar