ANAK PERTAMA
ANAK PERTAMA
Penulis : lidwina Ro
Nah, aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ini sedikit coretanku tentang menjadi anak pertama. Benar tidaknya relatif, kembali pada masing-masing latar belakang seseorang. Anak pertama biasanya dimanja, karena anak pertama adalah anak yang dinanti-nanti oleh kedua belah pihak keluarga. Segala kasih sayang dan materi, kebanyakan tercurah penuh untuk anak pertama. Dianggap sebagai sang penerus keturunan keluarga. Kata orang anak pertama adalah anak yang istimewa. Tetapi tidak semua juga. Semua anak adalah anugerah dari Tuhan.
Anak pertama biasanya orang yang tangguh. Secara tidak sadar, anak pertama dijadikan contoh untuk adik-adiknya. Pokoknya, semua harus serba bisa dan menguasai keadaan, juga mengurus segalanya. Misalnya harus mengalah pada adik. Harus bisa melindungi adik yang usianya lebih muda, menjaga mengajari adik membuat PR. Pokoknya panutan untuk adik, sehingga tidak boleh ada kesalahan apa pun. Bahkan anak pertama sering kehilangan waktu untuk dirinya sendiri. Lebih banyak berkorban untuk adik-adiknya. Rela melakukan apa saja untuk kebaikan adik-adiknya.
Seiring waktu, hal ini membentuk sifat darj anak pertama menjadi sosok yang disiplin, agak keras kepala, dan jugs kaku. Tetapi anak pertama sangat peduli pada keluarganya. Dia yang akan paling keras berjuang. Meskipun paling berat bebannya, dia akan terus bertahan. Ingin semua keadaan keluarga baik-baik dan terkendali. Anak pertama tahu apa yang harus dilakukannya. Karena itulah, anak pertama sangat benci sekali dan sulit menerima kalau dirinya dibohongi. Anak pertama mungkin bisa memaafkan, ya, tetapi sulit untuk melupakan.
Anak pertama selalu beranggapan kalau dirinya adalah harapan orang tua dan adik-adiknya juga. Mungkin anak pertama akan kurang diperhatikan oleh keluarganya dibanding adik-adiknya, akan tetapi anak pertama -dan aku tahu itu, karena bisa merasakan- selalu mempunyai tempat istimewa di hati orang tua.
Apakah ada anak pertama yang seperti aku? Kalau ada, tetap semangat, ya! Sehat-sehat selalu. Jangan mudah putus asa untuk menjadi tameng dan pelindung buat adik-adik. Jadi tetap lah berusaha menjadi kuat. Begitulah sekelumit ceritaku menjadi anak pertama. Mungkin tidak semuanya persis seperti pengalaman teman-teman yang lain.
Cikarang, 120123
Komentar
Posting Komentar