MENCINTAI ATAU DICINTAI


MENCINTAI ATAU DICINTAI

Penulis : Lidwina Ro 


 “Jika kau disuruh memilih, akan pilih mana, Rin? mencintai apa dicintai doimu?” tanyaku pada Rini, teman baikku.

Rini dengan cepat menyahut. “Pilih mencintai, dong. Paling tidak harus sama-sama mencintailah. Lah, orang dua-duanya sudah saling cinta saja bisa saling tikung dan bubar, apalagi kalau yang cinta sepihak. Apa tidak tambah ambyar?”

Aku hanya mangut-mangut. Mencoba masuk ke dalam imajinasi Rini.

“Kalau aku pilih dicintai,” celutuk Heni tiba-tiba.

Heni teman baikku juga. Seketika aku Rini menoleh. 

“Aku rasa wanita lebih  nyaman jika dicintai, karena dia akan punya tempat lebih istimewa di hati. Doi pasti akan lebih sayang, lebih mengalah, dan lebih membahagiakan kita. Bener nggak, sih? Bener, kan?”

Aku kembali mangut-mangut, boleh juga pendapat Heni. Sementara Rini merengut tak setuju. Kedua temanku itu pun lantas saling adu argumen. Masing-masing mempertahankan pendapat. Diam-diam aku keluar dari kelas. Puyeng mendengar mereka berdebat.

  ***

Ketika wanita mencintai, berarti dia memberikan rasa cinta. Ketika dicintai, dialah yang diberi cinta oleh orang lain. 

Mencintai atau dicintai? Mana yang lebih baik? Aku rasa semuanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Memang mencintai, atau saling mencintai rasanya pasti lebih afdal, lebih komplit. Akan tetapi terkadang kondisi ‘mencintai’ bisa membuat kita rawan kehilangan kontrol, sehingga melakukan hal-hal bodoh, hanya agar dapat bersama si dia, sekalipun si dia  tersebut sering menabur luka.

Menurutku, berbeda dengan kondisi ‘dicintai’ ya. Karena orang yang mencintai kita itu, akan terus melengkapi kekurangan kita. Bisa menjadi tempat sandaran di saat kita jatuh, bahkan mampu melihat kelebihan kita, saat kita sendiri tidak memahaminya.

Kalau menengok tradisi Nenek Kakek Buyut kita jaman dulu, perjodohan yang tidak berawal dari cinta, nyatanya malah langgeng pernikahannya, tuh! Coba bandingkan dengan kehidupan modern sekarang. Kawin cerai sudah menjadi hal yang biasa, hal yang umum. Lumrah. Menjamur. Bisa datang dari kalangan apa saja. Seperti lagi ngetren. Entah siapa yang salah. 

Apa tidak tambah puyeng aku? Kalian pikirkan sendiri saja lah, pilih yang mana, mencintai atau dicintai. Teliti  dan bijaklah sebelum menjatuhkan pilihan. Jangan sampai menyesal di belakang.


Cikarang, 101222


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU