DUNIA MAYA


 DUNIA MAYA

Penulis : Lidwina Ro

Dengan kesal aku menyalakan batang rokokku yang ke empat. Seharusnya ini adalah malam kemenangan, dan mungkin malam yang penuh sensasi. Bagaimana tidak. Hampir setahun aku merayu Hera -teman facebook-ku- untuk temu kangen, tetapi gadis itu selalu menolak dengan halus, dengan berbagai macam alasan pula.

Mungkinkah Hera membatalkan pertemuan malam ini? Dengan gusar aku menggulir layar ponsel. Sekali lagi aku memaki dalam hati, karena jawabannya masih centang satu. Apa iya gadis itu mempermainkan aku? Apa iya Hera menipuku?

Atau ... apa mungkin dia sedang terjebak macet? Atau jangan-jangan dia sudah punya pacar? Dadaku seperti erupsi membayangkan gadis dunia maya-ku bergandengan tangan dengan pria lain. Dengan segera kutepis anganku yang liar. Tidak mungkin! Hera-ku tidak mungkin sejahat itu. Hera adalah gadis polos dan tidak gampangan, karena itulah aku penasaran, semakin mengejarnya. Berkali-kali Hera mengelak, dan terus menerus membuat setumpuk alasan untuk menolak ajakanku bertemu. Hera takut mengecewakanku. Bagaimana mungkin aku kecewa dengan gadis secantik itu?

Harum parfum menguar lembut yang tiba-tiba tercium hidung, segera membuyarkan lamunanku. Aku mendongak, dan menemukan Hera dengan gaun panjang berwarna pastel bernuansa bunga tulip. Dia juga memilin tasnya dengan gugup. Hera bahkan tidak berani menatapku. Kepalanya tertunduk dalam-dalam.

Sejenak aku menelisik raut wajahnya, mencoba mengurai ketegangan yang terpancar di sana, lalu berhenti lama di tangannya. Wajahnya memang wajah Hera, tetapi tangannya ....

“Hai,” sapaku sambil menyilakan Hera duduk. Wajah Hera memerah, saat aku tiba-tiba terkekeh. Sebenarnya aku hanya menertawai diriku sendiri.

“Kubilang apa. K-kau pasti kecewa melihatku, maafkan aku,” desah Hera lirih, matanya penuh sesal.

“Tidak, kok. Aku senang bertemu denganmu. Tapi aku ingin tahu, siapa nama aslimu.”

Wajah Hera makin merah. Aku menatap Hera lurus. Aku mungkin breng sek, tapi naluriku masih jalan. Aku masih waras. Dan tahu risiko tergelap berteman dengan dunia maya. Beberapa detik dunia seakan berhenti berputar, saat terdengar desah tak berdaya menggumam.

“Heru.”

Aku mengumpat dalam hati. Tidak merasa tertipu, hanya ingin men-delete semua kata rayuku. Ah, semoga dia tidak jatuh cinta padaku.

Cikarang, 241222

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU