TENGAH MALAM


 TENGAH MALAM

Penulis : Lidwina Ro


Karena kebelet pipis, Sandra terbangun. Dia meraba saku jaketnya mencari ponsel. Hampir tengah malam.

Semua temannya tidur kelelahan, dia tidak sampai hati membangunkan salah satu dari mereka untuk mengantarkannya pipis.

Sejak sore tadi, Sandra sudah merasa tidak nyaman. Seperti ada sesuatu yang mengawasinya. Entah apa. Tempat perkemahan ini memang dekat dengan hutan kecil. Sering terdengar suara asing dari arah hutan yang meremangkan bulu kuduk.

Tetapi Sandra sudah tidak tahan lagi. Pokoknya dia harus pipis. Sekarang!

Dingin angin malam menyerbu saat Sandra nekat keluar kemah. Matanya langsung tertuju pada api unggun. Eh! Masih ada yang bangun rupanya! Bergegas Sandra menghampiri gadis berambut panjang yang berdiang di depan api unggun.

“Belum tidur?” sapa Sandra. Gadis itu menoleh, tersenyum samar. Sandra tidak mengenalinya, pasti dari kelas sebelah.

“Aku Sandra. Aku kebelet pipis. Maukah kau menemaniku ke toilet?”

Gadis itu menatap datar, dan berdiri. Sandra pun senang.

“Makasih, ya. Siapa namamu?”

Embusan angin bertiup dingin sebelum gadis itu bersuara. “Nia.” 

Ah, lega rasanya setelah pipis. Tidak mau berlama-lama di toilet sederhana yang disediakan panitia perkemahan, Sandra ingin segera keluar.

“Nia, kau tidak pipis sekalian?”

Sunyi. Sandra heran karena tak mendengar sahutan.

“Nia?” Panggil Sandra sekali lagi.

Masih sunyi. Tak ada suara. Situasi pun makin senyap mencekam.

“Ni-Nia?” Sandra mulai diserang panik.

Kam pret! Benar-benar tidak ada orang kah? Sandra buru-buru keluar daei toilet, lalu setengah berlari keluar mencapai pintu ruangan sempit itu. Dan di depan toilet tubuhnya terpental menabrak seseorang.

Untunglah orang itu dengan sigap menangkap lengannya.

Sandra membelalak kaget setelah dapat menguasai keseimbangan tubuhnya.

“Hah? Bin-Bintang?” 

“Maaf mengejutkanmu.”

“Di-di mana Nia?”

“Nia siapa? Dari tadi aku lihat, kau sendirian pergi ke toilet.”

Sandra melotot tak percaya, dia mau membantah, menjelaskan yang sebenarnya. Tapi Bintang lebih cepat, dia mengetuk dahi Sandra dengan lembut. 

“Kamu itu membuatku khawatir. Tahu enggak, kau ke toilet sambil ngomong sendirian sepanjang jalan. Kayak kesambet saja kau.”

Sandra melongo. “Tapi Bin, tapi aku tadi bersama Nia.”

“Sudah! Ayo cepat kembali tidur sana! Itu de mit!” hardik Bintang ganti melotot, menyudahi debat.


Cikarang, 051122


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Reading Slump

BASWARA (4)

LANGIT BIRU