NEKAT
NEKAT
Penulis : Lidwina Ro
“Apa pendapatmu tentang Sandra?”
Bintang mengulum senyum. Tidak mudah memang menjelaskan pada Airin tentang apa dan siapa yang sudah lama mengganggu pikirannya.
“Gunung berapi.”
Sontak Bintang mengaduh sambil memaki karena sebuah pukulan mendarat di kepalanya.
“Sakit! Kenapa kau memukulku, Rin?”
“Kalau dia gunung berapi harusnya kau menjauhinya. Bukan malah diam-diam mengawasi segala tingkah lakunya.” Airin melengos dan pergi.
Tawa Bintang meledak. Telat obatkah Airin? Atau sedang PMS? Ah, wanita selamanya memang sulit dimengerti. Tidak menjawab marah, menjawab tambah marah. Lelaki memang serba salah.
Sandra memang seperti gunung berapi. Dari luar terlihat dingin dan angker. Sunyi. Jarang bicara. Tersenyum sulit. Apalagi tertawa. Mana ada lelaki yang mau mendekatinya? Kecuali Bram, kekasihnya.
Semula Bintang juga nyaris memandang sebelah mata. Sampai suatu hari, Bintang tidak sengaja melihat Sandra membagi-bagi cokelat Beng-Beng pada anak-anak jalanan di sudut alun-alun.
Pemandangan sekilas itu nyatanya sangat membekas di hati Bintang. Bintang bukan saja hanya melihat berkilaunya mata Sandra, tetapi untuk pertama kalinya Bintang baru tahu Sandra memiliki hati yang ... hangat. Bertolak belakang dengan apa yang selama ini terlihat.
Kehangatan yang terpancar alami dari wajah dan mata gadis itu seperti alarm yang berbunyi di atas kepala Bintang. Menyeruak ke permukaan ambang batas logikanya. Sejauh ini Bintang belum mampu mengusir magnet dari Sandra.
***
Seperti biasa Sandra menatap datar Bintang.
“Kenapa? Tidak mau aku antar pulang?” terka Bintang.
“Terima kasih, tidak perlu, Bin.”
“Walaupun jalan kita searah?” kejar Bintang tak tahu malu.
“Aku masih ada perlu ke tempat lain.”
“Kalau begitu aku titip ini.” Bintang mengulurkan keresek hitam. Seketika Sandra mengernyit curiga. Bintang langsung memegang tangan Sandra dan memaksanya menerima keresek, lalu berbalik pergi.
“Eh!” Sandra panik, tetapi Bintang sudah terlanjur menghilang.
Beberapa saat kemudian, Sandra memutuskan untuk membuka keresek. Matanya membelalak lebar tak percaya begitu melihat banyaknya Beng-Beng dan aneka biskuit yang ada di dalamnya. Wah, apa-apaan Bintang? Apakah mungkin selama ini Bintang tahu apa yang dia lakukan di alun-alun? Sandra termenung. Perlahan-lahan Sandra pun tersenyum simpul.
Cikarang, 041122
Komentar
Posting Komentar