NEGERI DONGENG
Negeri Dongeng
Penulis : Lidwina Ro
Dengan takjub Sandra memandangi tongkat ajaib dengan ukiran bunga di pucuknya itu. Hadiah dari Ratu Bidadari ini sangat terbukti keampuhannya. Apa saja yang Sandra inginkan, semua terwujud dalam sekejap. Siomay, batagor, rujak buah, es Doger ... semua makanan kesukaannya langsung terhidang di hadapannya.
“Lampuku tak kalah sakti dengan tongkatmu,” ujar seseorang tiba-tiba dari arah belakang.
Sandra menoleh. Seorang lelaki dengan rambut sedikit berantakan mendekatinya, sambil membawa lampu kuno berbentuk aneh.
“Ada jin baik dan besar di dalam lampu ajaibku ini, dia bisa membawa kita keliling dunia.”
Mata Sandra menyipit, menelisik lelaki jangkung itu dengan sedikit curiga. Sepertinya dia mengenalnya. Tetapi di mana?
“Kamu bukan Aladin, kan?”
“Bukan. Memangnya hanya Aladin saja yang punya lampu ajaib?”
“Sepertinya aku pernah melihatmu. Sebentar ....”
“Kelamaan mikirmu. Yuk, kita keliling saja di sekitar Negeri Dongeng. Di belakang istana, aku dengar ada panen raya di hutan apel.”
Lelaki itu menggosok lampu kunonya, dan muncullah jin biru raksasa yang membungkuk hormat di antara asap tebal yang keluar dari lampu. Sandra memekik. Sebenarnya Sandra ngeri dan takut, akan tetapi lelaki itu berhasil membujuknya untuk naik ke punggung jin biru. Maka melayanglah mereka di udara menuju hutan apel.
“Berpeganglah padaku jika kamu takut. Jin biru sangat ramah dan tidak akan mencelakakan kita. Dia temanku terbaik selama ini.”
“Jin biru tidak pernah menjatuhkanmu?” tanya Sandra iseng.
“Pernah, bahkan ....”
Sandra melotot tidak percaya. Tiba-tiba Jin Biru sengaja menukik tajam ke bawah. Pegangan lelaki itu pun terlepas, sehingga tubuhnya meluncur bebas ke bawah.
“Bintang!” Sandra menjerit kaget sambil mempererat pegangannya.
Jin Biru dengan santai terbang menukik ke bawah, dengan tangannya besar dia menangkap jatuhnya lelaki itu, dan keduanya lalu menatap Sandra dengan tertawa gelak. Duh, usilnya mereka semua! Tidak tahu apa, kalau jantungnya hampir copot karena ketakutan setengah mati? Oh, ya! Sekarang dia malah jadi ingat, lelaki pemilik lampu berbentuk aneh itu ternyata ... Bintang!
Sandra terbangun kaget. Matanya berkeliling di sekitar kamarnya. Lambat laun dia mengumpulkan kepingan ingatannya. Ah, ternyata dirinya hanya bermimpi. Hm, kurang a jar Bintang! Di dalam mimpinya pun dia ikut! Bahkan mengerjainya pula! Awas kalau ketemu nanti! Sandra tersenyum jengkel sambil bangkit dari ranjang empuknya menuju kamar mandi.
Komentar
Posting Komentar