KIRANA (2)
Penulis : Lidwina Rohani
“Ki, ayo main!”
Segera aku mencari sumber suara yang aku kenal dengan baik itu. Dia adalah Saskia, teman satu kamarku. Hanya Saskia, satu-satunya teman yang sangat mengerti aku. Oh, ya! Nanti akan kuceritakan padanya tentang Ibu Sara yang baru saja mencium keningku itu!
“Kita main apa, Sas?” sambutku antusias, dan dengan tak sabar menunggu Saskia mendekat.
***
Hari ini aku merasa aneh. Ada sesuatu yang janggal yang tidak bisa aku jelaskan. Sejak pulang sekolah, aku tidak menemukan Saskia di kamar. Kelas kami memang berbeda walaupun masih dalam satu halaman sekolah SD yang sama. Aku kira Saskia ada tambahan pelajaran di kelasnya. Tapi seingatku pelajaran tambahan itu bukanlah hari Senin.
Sampai makan malam tiba, aku juga belum menemukan Saskia. Suara Saskia bahkan tidak terdengar sama sekali di antara teman-teman yang mengelilingi meja makan. Di mana Saskia? Mengapa tiba-tiba Saskia menghilang?
“Kirana, ayo duduklah. Sebentar lagi makan malam akan di mulai.”
Kepalaku sontak menoleh pada Mbak Lastri yang sedang menarik sebuah kursi paling ujung untukku. Dengan sigap aku menangkap tangan Mbak Lastri, dan berbisik.
“Di mana Saskia, Mbak? Saskia tidak ada di kamar sejak siang.”
“Sebentar lagi juga datang. Tunggu saja nanti di kamar, oke?” jawab Mbak Lastri sambil mencubit pipiku sekilas.
Tapi entah mengapa aku merasa suara Mbak Lastri bergetar halus. Apa ada sesuatu yang diketahuinya? Tapi baiklah, setidaknya sebentar lagi Saskia juga pulang. Jadi aku berusaha tenang ketika Mbak Lastri memimpin doa makan malam.
“Selamat makan anak-anak,” ujar Mbak Lastri ceria seperti biasanya.
***
Ketika gelap mulai membungkus malam, saat itu pula mataku samar-samar menatap bayangan yang berdiri di ujung pintu kamar. Mataku mengerjap beberapa kali, mencoba dengan keras mengenali sosok yang sedang mematung diam itu. Ah, tak salah lagi, itu pasti bayangan Saskia.
“Sas?” Hatiku lega melihat teman sekamarku sudah kembali lagi.
“Kamu ke mana saja, Sas?” tanyaku tak sabar mendengar suaranya. Aku sudah terbiasa bercerita tentang segalanya pada Saskia. Dia adalah temanku bercerita dan berkeluh kesah yang paling aku percaya. Aku bahkan ingin bercerita kepada Saskia, bahwa akhir-akhir ini aku sangat merindukan wanita wangi seribu bungaitu. Akan tetapi, mengapa wanita itu tidak pernah mengunjungi panti asuhan lagi, ya?
Komentar
Posting Komentar