INGKAR (2)
INGKAR (2)
Penulis : Lidwina Rohani
Aku menoleh, dan menemukan suara yang mengusik kesendirianku yang semula tenang dan damai. Sambil tersenyum aku mengulurkan tangan, menggapai jemari Maharani untuk duduk di dekatku.
Anak semata wayangku mendekat, lalu duduk, dan merebahkan kepalanya dengan manja di bahuku. Sebelah tangannya merangkul dengan hangat.
“Ayo kita pulang. Tapi kita cari makan dulu, ya? Ibu enggak lapar apa, dari tadi hanya diam, memandang laut,” ujar Maharani dengan nada penasaran.
Aku lagi-lagi hanya tersenyum. Maharani selalu menarikku ke dunia nyata. Dunia sesungguhnya yang harus aku hadapi, harus aku sikapi dengan bijak. Entah bagaimana kalau Maharani tidak ada di sampingku. Karena sekarang hanya dia satu-satunya teman sejati dalam hidup, setelah Bara meninggalkan kami.
“Apa yang Ibu pikirkan?” tanya Maharani sambil menatapku lekat. Matanya yang berwarna cokelat tua menelisik dalam.
“Sepiring rawon panas dengan sambal yang pedas,” sahutku cepat, mengalihkan penasaran Maharani. Dan benar saja, anakku langsung tertawa cekikikan. Dengan sigap dia membantuku berdiri dari sebuah akar pohon yang kokoh yang aku duduki di tepi pantai.
“Dengan semangkok es campur?” Mata Maharani bersinar menggoda. Aku tersenyum, dan mengangguk.
“Apa tidak ada makanan favorit Ibu yang lain?” cibir Maharani menggoda. Aku hanya tersenyum menanggapi gurauannya. Kedua makanan itu adalah makanan favoritku dan Bara. Dulu.
“Tunggu sebentar, Bu. Aku ambil mobil di parkiran dulu. Ibu jangan ke mana-mana. Tunggu aku ambil mobil dulu.”
Aku mengangguk sambil menatap kepergian Maharani. Langit yang mulai melukis senja, mengirim angin yang semakin dingin. Menarik bayang rindu yang pernah kurasakan bersama-sama dengan Bara di masa lalu. Ah, Bara. Aku benci kau ingkar janji padaku. Aku benci kau meninggalkanku sendirian bersama anak kita Maharani. Bukankah dulu Bara berjanji tidak akan meninggalkanku? Bara berjanji akan menemaniku selalu.
Sebuah jaket hangat tiba-tiba menyelimuti punggungku. Aku terkesiap. Jantungku sontak berdetak cepat. Aku seperti mengenal jaket kulit hitam itu. Bukankah jaket itu milik Bara? Apa Bara ada di sini? Ha? Di pantai ini?
Cikarang, 030822
Komentar
Posting Komentar