BUNGA (2)
Penulis : Lidwina Rohani
“Masih ingin main, Ma ...”
“Iya, tapi mainnya di dalam saja, ya?” bujukku sambil meraih lengan Bunga. Sedetik aku tersentak saat merasakan betapa dingin lengan anakku, Bunga. Ah, angin malam pasti sudah lama mengepungnya sejak tadi. Entah sejak kapan Bunga keluar dari kamar dan bermain di teras sendirian. Memangnya ke mana kakaknya Mega? Dan ke mana pula adikku Via sekarang? Masak sampai tidak tahu kalau Bunga keluar dari kamar sendirian? Aku celingukan sesaat mencari keberadaan mereka. Di luar tampak sepi dan gelap. Hanya ada kegelapan malam yang diterangi lampu temaram di sepanjang jalan.
“Cepat masuk, Bunga. Nanti tidur bersama Mama,” rayuku sambil menggandeng tangan mungil itu untuk masuk ke dalam rumah. Senyum kecil menghiasi mulut Bunga, membuat aku segera menariknya dalam pelukan. Rambut Bunga yang hitam aku elus.
“Apa mama sayang sama Bunga?” cetusnya pelan, terdengar sendu saat aku mendekap erat.
Aku mengangguk pada suara lirih yang jauh itu. “Tentu saja Mama sayang sama Bunga. Sangat!”
“Kalau begitu, Mama tidak boleh menangis lagi.”
Aku tersenyum pada anak yang masih duduk di bangku TK itu, tapi anehnya hatiku terasa sakit. Entah mengapa aku merasa terharu dan sedih luar biasa secara bersamaan. Aku benar-benar tidak bisa menjelaskannya.
Kepalaku sementara masih berdenyut sakit. Akan tetapi aku masih ingin memeluknya lebih lama lagi. Ya, lebih lama lagi mendekap tubuh kecil yang terbungkus angin malam yang dingin, serta hanyut dalam wangi rambutnya. Tidak ingin melepas Bunga terlalu cepat.
“Mbak Vani?”
Aku menoleh ke belakang, menyadari kehadiran suara yang aku kenal dengan baik. Hm, ternyata adikku. Ketika melihat Via adikku sedang menggandeng Mega yang wajahnya masih mengantuk berat, aku menjadi lega. Ternyata mereka ada di rumah.
“Mbak Vani sedang apa di luar?” tanya Via keheranan. Matanya menatapku nanar.
“Aku ... aku, eh, kamu sendiri dari mana Via?”
“Mengantar Mega pipis,” jawab Via sambil menunjuk jarinya ke arah Mega yang sudah berjalan menuju kamar tidur. Via lalu menarikku masuk ke dalam rumah.
(Bersambung)
Komentar
Posting Komentar